Sartonolahir di Madiun, Jawa Timur pada 29 Mei 1936. Selain sebagai pencipta lagu, Sartono juga tercatat sebagai guru di sebuah sekolah swasta di Madiun, Jawa Timur. Istrinya juga seorang guru. Ia telah meninggal pada 1 November 2015 saat berusia 79 tahun. Sartono menciptakan Hymne Guru pada 1980-an. Ia belajar musik secara otodidak. Ia adalah
Bukankahmasih terngiang jelas di telinga kita tentang lagu “Guru Oemar Bakri”, yang di nyanyikan oleh sang legendaris iwan fals tersebut, mencerigakan tentang perjuangan seorang guru tanpa pamrih. dalam lagu tersebut dapat kita lihat bahwa jauh sebelum masa reformasi tingkat kesejahteraan bangsa atau tenaga pendidik yang jauh dari apa yang kita
10 Pahlawan dengan jasa besar Jika dulu guru disematkan dengan istilah pahlawan tanpa tanda jasa, maka istilah tersebut sebaiknya diubah karena jasa-jasa seorang guru sangat besar khususnya dalam mendidik generasi penerus bangsa. Demikianlah jawaban yang bisa anda berikan jika suatu saat anda ditanya tentang alasan kenapa memilih menjadi guru
Sehinggamau tidak mau karena tuntutan hidup yang demikian berat mereka pun terpaksa untuk melakukan hal yang seharusnya memang tak pantas dilakukan tersebut. namun meski begitu, tetap saja, kita tak bisa memungkiri bahwa guru merupakan sosok pahlawan menjadi tonggak kemajuan bangsa. Seluruh hadirin yang berbahagia dan dimuliakan oleh Allah
Kepahlawananpun dihadirkan pada sosok-sosok yang gugur mulia dalam perang maupun para pemimpin politik yang berjasa bagi negara. Padahal semua tentunya sepakat, pembelajaran sejarah begitu penting sehingga harus hadir secara bermakna bagi siswa. Baca juga: 4 Tokoh yang Mendapat Gelar Pahlawan Nasional dari Jokowi.
KuPwDry. Kesejahteraan Guru Tanah Air yang Tumpang Tindih. Table of Contents Show Top 1 Guru adalah Sosok Pahlawan bagi Pendidikan - 2 Guru Sebagai Pahlawan Bangsa Radar SukabumiTop 3 Guru, Sosok Pahlawan yang MenginspirasiTop 4 Guru Sebagai Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Universitas Alma AtaTop 5 Guru Adalah Sosok Pahlawan PDF - ScribdTop 6 Guru Sebagai Sosok Pahlawan PDF - ScribdTop 7 Guru Pahlawan Garda Terdepan Dunia Pendidikan, Berada Paling ...Top 8 GURU, PAHLAWAN MILENIAL MASA KINI - Labschool FIP UMJTop 9 Guru, Sosok Pahlawan Tanpa Tanda Jasa - Maranatha NewsTop 10 Selamat Hari Guru Pahlawan Tanpa Tanda, Jasanya Tak Terbilang Top 1 Guru adalah Sosok Pahlawan bagi Pendidikan - Pengarang - 173 Peringkat Ringkasan Sosbud. Sumber ilustrasi Indonesiaguru adalah pengajar dan sosok penting dalam pendidikan yang memberi pengetahuan sekaligus sebagai guru pendidik dan pengajar yang memberikan pengetahuan serta kedisiplinan dan kesopanan terhadap murid-muridnya. semua yang di lakukan guru hanya untuk mendidik muridnya dan untuk kepentingan murid - muridnya itu sendiri. betapa muliahnya profesi seorang guruprofesi guru sangat mulia, guru bukanlah pekerjaan tapi guru adalah profesi yang sa Hasil pencarian yang cocok 25 Nov 2020 — guru sebagai pahlawan di dalam pendidikan yang di sebut pahlawan tanpa tanda jasa. pahlawan yang memperjuangkan pendidikan untuk murid-muridnya. ... Top 2 Guru Sebagai Pahlawan Bangsa Radar Sukabumi Pengarang - 115 Peringkat Ringkasan Oleh Dyna Nur Shuhupy – Mahasiswi Universitas Muhammadiyah SukabumiGURU merupakan sosok yang sangat penting dalam dunia pendidikan karena untuk perkembangan dan kemajuan bangsa. Guru sebagai pengajar sekaligus pendidik yang memberikan pengetahuan dan wawasan kepada peserta didik agar mencetak generasi bangsa yang bukan seorang pekerja, akan tetapi sebagai profesi. Harus kita ketahui bahwa berprofesi sebagai seorang guru adalah tugas yang sangat mulia, karena tugas seorang Hasil pencarian yang cocok 25 Nov 2021 — Oleh Dyna Nur Shuhupy – Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Sukabumi. GURU merupakan sosok yang sangat penting dalam dunia pendidikan karena ... ... Top 3 Guru, Sosok Pahlawan yang Menginspirasi Pengarang - 105 Peringkat Ringkasan . Kita sering mendengar bahwa guru adalah sosok pahlawan bagi penerus bangsa. Memegang tugas yang tidak mudah itulah yang memberikan arti guru adalah pahlawan tanpa jasa. Terutama di masa pandemi ini, di mana semua proses belajar mengajar dilakukan secara online sehingga mengharuskan para guru mencari ide kreatif untuk mewujudkan suasana kelas yang kondusif walau hanya lewat aplikasi Zoom. Hal ini juga membuat guru-guru perlu mempertimbangkan cara menyampaikan bahan ajar hanya melalui layar lapt Hasil pencarian yang cocok 22 Feb 2022 — Lalu bagaimana cara menjadi guru yang menginspirasi di masa sulit ini, karena kita tahu tidak hanya guru saja yang mengalami kendala dan dampak ... ... Top 4 Guru Sebagai Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Universitas Alma Ata Pengarang - 122 Peringkat Ringkasan Guru dalam filosofi Jawa berarti digugu lan ditiru. Seorang guru merupakan sosok yang harus digugu’ artinya dipatuhi atau didengar dan ditiru’ yang berarti patut dicontoh atau diteladani. Peranan yang sangat penting dan merupakan unsur pembentuk pada setiap lembaga pendidikan. Guru tidak hanya seorang yang luas ilmu pengetahuanya dan mengajar dalam ruang pembelajaran. Guru bisa diartikan sebagai orang yang mengajarkan segala sesuatu, meskipun itu hanya satu huruf. Pengalaman bermanfaat yang m Hasil pencarian yang cocok 9 Jun 2017 — Seorang guru merupakan sosok yang harus 'digugu' artinya dipatuhi atau didengar dan 'ditiru' yang berarti patut dicontoh atau diteladani. ... Top 5 Guru Adalah Sosok Pahlawan PDF - Scribd Pengarang - 103 Peringkat Ringkasan You're Reading a Free PreviewPage2is not shown in this preview. Hasil pencarian yang cocok Banyak hal berharga yang pantut kita tiru, kita jadikan sebagai suri tauladan dalam menitih hidup yang penuh onak dan duri. Namun mereka selalu menanamkan rasa ... ... Top 6 Guru Sebagai Sosok Pahlawan PDF - Scribd Pengarang - 110 Peringkat Hasil pencarian yang cocok GURU SEBAGAI SOSOK PAHLAWAN. Segala puji bagi Allah yang telah mengangkat harkat dan derajat manusia dengan ilmu dan amal, atas seluruh alam. ... Top 7 Guru Pahlawan Garda Terdepan Dunia Pendidikan, Berada Paling ... Pengarang - 206 Peringkat Ringkasan Guru adalah "Pahlawan Garda Terdepan dalam Dunia Pendidikan." Mungkin setidaknya kita pernah mendengar istilah "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" yang sering diucapkan pada saat momen baik itu hari guru nasional maupun hari pendidikan nasional di negeri kita tercinta ini. Namun, saya rasa gelar "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" saja tidak cukup untuk disematkan kepada seseorang yang telah banyak melahirkan sosok-sosok besar untuk kemajuan bangsa Indonesia dan seseorang yang telah banyak berjasa dalam mewuju Hasil pencarian yang cocok 31 Mei 2022 — Apabila dokter dan perawat disebut sebagai sosok pahlawan garis depan dalam dunia kesehatan dan medis, Maka guru harusnya adalah sosok ... ... Top 8 GURU, PAHLAWAN MILENIAL MASA KINI - Labschool FIP UMJ Pengarang - 117 Peringkat Ringkasan . Oleh Siti Nurjanah, S,Sos., Devi Wahyuni, Nurul Laili Maftuhah, Apa yang terpikir Ketika mengingat bulan November? November adalah bulan dimana diperangatinya dua hari besar nasional yang erat kaitannya dengan dunia pendidikan yaitu hari pahlawan dan juga hari guru nasional. Pahlawan dalam sejarah perjalanan kemerdekaan bangsa Indonesia tentunya kita mengenal para pahlawan merupakan sosok hebat yang berjuang dengan keberaniannya demi menyejahterakan dan memerdekakan bangsa Hasil pencarian yang cocok 3 Des 2021 — Salah satunya yaitu Guru yang merupakan sosok pahlawan dalam dunia Pendidikan, sosok pahlawan yang dengan usahanya mendidik dan memberikan ilmu ... ... Top 9 Guru, Sosok Pahlawan Tanpa Tanda Jasa - Maranatha News Pengarang - 126 Peringkat Ringkasan “Engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa …”. Penggalan lirik lagu tersebut mungkin tidaklah asing bagi kita. Lirik lagu “Hymne Guru” yang sering kita kumandangkan di masa-masa sekolah menyadarkan betapa berharganya jasa seorang guru sehingga layak disebut sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa”. Sudah lama kita mengetahui hal tersebut, tetapi apa kita sebetulnya mengetahui arti dibalik ungkapan tersebut? Apa kita sudah menghargai perjuangan seorang guru dalam hidup kita?. Dilansir dari websi Hasil pencarian yang cocok 25 Nov 2019 — Situs berita resmi Universitas Kristen Maranatha. Kabar terbaru dan kisah inspiratif seputar kampus Maranatha dapat Anda temukan di sini. ... Top 10 Selamat Hari Guru Pahlawan Tanpa Tanda, Jasanya Tak Terbilang Pengarang - 166 Peringkat Ringkasan Asfar Tanjung. Pengurus BAN S/M. Sumbar Guru salah satu profesi sangat berharga dan luar biasa. Sesosok insan manusia yang sangat berperan besar mentrasfer ilmu kepada banyak orang, khususnya kepada anak didiknya.. Tugas guru itu sangatlah mulia, karena gurulah seseorang bisa pandai membaca dan menulis, dan karena berkat jasa beliulah kita ini bisa berkembang seperti saat ini.. Sangat pantaslah guru itu disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, karena kita yang hidup sukses meraih berbagai pre Hasil pencarian yang cocok 25 Nov 2021 — Inilah contoh dan suri teladan yang diberikan setiap sosok pribadi guru dalam mendidik anak bangsa. Dalam hal tugas guru sebagai pengajar, bisa ... ...
Di Indonesia, tanggal 10 November 2014 diperingati sebagai Hari Pahlawan. Jasa para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan seperti yang tergambar dalam peristiwa 10 November 1945 di Surabaya, bagaimana pun, tidak terbantahkan. Atas jasa mereka, bangsa Indonesia bisa menjalankan kedaulatannya. Namun bangsa ini masih membutuhkan para pahlawan untuk terus mengisi kemerdekaannya. Di antara yang paling layak disebut sebagai pahlawan pada saat ini adalah guru. Mengapa guru layak disebut sebagai pahlawan? Apabila orang tua adalah pahlawan besar dalam lembaga sosial terkecil bernama keluarga, maka guru adalah pahlawan besar dalam kesatuan sistem masyarakat yang membentuk lembaga besar bernama negara. Guru menempati posisi sangat penting yang secara langsung maupun tidak langsung menentukan kemajuan suatu negara. Sebab gurulah yang mendidik para murid sehingga suatu saat mereka bisa menjadi presiden, menteri, anggota parlemen, direktur, pegawai negeri, dokter, dan sebagainya. Guru juga lah yang menjadi motor utama sistem pendidikan yang dijalankan oleh negara. Peran besar para guru dalam memajukan suatu bangsa sudah terbukti di negara-negara lain. Asumsinya adalah bahwa bukan hanya kekayaan alam berlimpah yang akan membuat suatu negara menjadi maju, melainkan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Kekayaan alam yang melimpah tidak akan bisa dimanfaatkan atau dikelola dengan baik tanpa ada sumber daya manusia berkualitas. Dan para gurulah yang menjadi ujung tombak penyediaan sumber daya manusia berkualitas. Oleh karena itu sudah sepantasnya apabila guru mendapat status sosial dan penghormatan penting dari masyarakat. Dalam hal ini, kita bisa mencontoh Cina. Negara yang menurut PBB, World Bank, dan IMF disebut sebagai negara raksasa ekonomi dunia dengan total GDP terbesar kedua sedunia ini merupakan negara yang para gurunya mendapat penghormatan besar dari masyarakat. Hasil penelitian University of Sussex, Inggris, yang dipublikasi situs BBC pada tahun lalu menemukan bahwa profesi guru di Cina mendapat penghormatan tertinggi dibandingkan negara lain. Menurut survey yang menggunakan ukuran sikap masyarakat terhadap status profesional, kepercayaan, gaji, dan keinginan untuk memilih guru sebagai karir, ini profesi guru di Cina sama levelnya dengan profesi dokter. Hasil studi tersebut memang sejalan dengan budaya di Cina yang menempatkan pentingnya pendidikan dalam kehidupan. Di Indonesia, sayangnya penghormatan atas profesi guru masih kurang, terutama dari masyarakat sendiri. Ungkapan “guru adalah pahlawan tanda jasa”, barangkali mewakili kurangnya penghormatan ini karena meski dianggap berjasa, tapi seolah-seolah guru tidak membutuhkan “tanda jasa” alias penghormatan dari masyarakat. Masih kurangnya penghormatan terhadap profesi guru inilah yang kemungkinan menyebabkan profesi guru kalah mentereng dibanding profesi lain di Indonesia. Masyarakat seringkali melihat profesi sebagai direktur perusahaan swasta atau pegawai pemerintahan lebih baik dibandingkan profesi sebagai guru. Secara struktural, negara memang sudah berusaha menaikkan derajat guru. Melalui sistem sertifikasi diharapkan muncul guru-guru profesional yang mempunyai kompetensi dan mendapat gaji serta tunjangan yang layak. Namun tantangan meningkatkan kompetensi guru sendiri juga banyak. Apalagi problem yang dihadapi guru sendiri juga beraneka ragam, seperti kebutuhan meningkatkan pengetahuan dan kapasitas diri melalui membaca buku atau internet, kursus, juga seminar di sela-sela jam mengajar yang padat. Problem seperti ini banyak dijumpai di daerah-daerah terpencil di Indonesia. Akibatnya, nilai rata-rata nasional Uji Kompetensi Guru pada 2013 tidak mencapai angka 6,0. Hanya 4,25. Hal ini menjadi tantangan yang harus dijawab negara agar kompetensi guru juga semakin meningkat. Selain kerja keras yang harus dilakukan negara, masyarakat juga harus memberi dukungan dengan memberi penghormatan kepada para guru. Anies Baswedan, pada tahun lalu pernah mengusulkan agar guru mendapatkan status Very Important Person alias VIP dari masyarakat, misalnya dengan menjadikan guru sebagai tamu penting di pesawat sehingga berhak boarding lebih awal, mendapatkan prioritas sebagai pasien penting saat dirawat di rumah sakit, atau menjadikan guru sebagai customer utama di berbagai perusahaan swasta. Namun di luar cara dan lingkup formal tersebut, saya mengusulkan suatu gerakan atau perubahan paradigma revolusioner bahwa semua orang harus menjadi guru. Masyarakat harus berusaha menjadi guru baik dalam pengertian formal maupun non formal. Jika kesempatan menjadi guru formal tidak tersedia, maka jadilah guru non-formal untuk semua orang. Argumentasi gerakan ini adalah bahwa pendidikan tidak boleh hanya dijalankan di ruang-ruang kelas di sekolah. Pendidikan bisa dijalankan di rumah, kantor, mall, café, atau pinggir lapangan olahraga. Masing-masing orang juga mempunyai pengetahuan yang berbeda-beda, yang bisa dibagikan kepada orang lain pada suatu kesempatan. Di kesempatan yang lain, ia bisa menjadi murid dari orang yang mempunyai pengetahuan berbeda. Gerakan kultural semacam ini juga perlu memasukkan nilai-nilai bahwa guru adalah profesi penting sehingga harus ditempatkan dalam status sosial penting di masyarakat. Kebetulan, seperti halnya Hari Pahlawan yang jatuh pada bulan November, Hari Guru jatuh pada 25 November. Kini saatnya masing-masing kita menjadi pahlawan. Guru adalah pahlawan. Semua orang harus menjadi guru. Dan semua orang bisa menjadi pahlawan. Roni Pramaditia, Ketua Medco Foundation Related posts
Jakarta - Kamu bisa membaca kata-kata indah tentang guru yang dapat memberimu pemahaman tentang pentingnya keberadaan guru dalam kehidupan kita. Kata-kata indah tersebut juga dapat memberikan motivasi serta dorongan positif, khususnya bagimu yang ingin mengabdi sebagai seorang guru. 40 Kata-Kata Romantis buat Pacar 40 Kata-Kata Pesan Guru untuk Muridnya Kumpulan Caption Penuh Makna tentang Keindahan Alam Seorang guru bukan hanya sebatas memberikan pelajaran ilmu, melainkan membimbing serta memberikan perhatian dan kasih sayang kepada murid-muridnya. Guru merupakan sosok pahlawan tanpa tanda jasa, bukan karena mereka tidak memiliki jasa. Namun, justru jasanya yang sangat besar dan kerap kali tidak mendapatkan perhatian yang semestinya. Guru bisa dianggap sebagai orang tua saat kita berada di sekolah sehingga mereka juga harus dihormati selayaknya orang tua yang ada di rumah. Guru tidak akan pernah merasa lelah untuk mengajar muridnya, mereka pasti menjalankan tugasnya dengan tulus, ikhlas, dan hati gembira. Seorang guru akan bahagia saat mengetahui anak didiknya menjadi pintar baik dari sisi akademis maupun budi pekerti. Itulah mengapa, kamu harus selalu ingat untuk menghargai hargailah jasa guru. Kamu bisa membalas pengabdian gurumu dengan menjadi seseorang yang berguna bagi keluarga dan bangsa. Berikut 40 kata-kata indah tentang guru, yang dapat kamu jadikan sebagai inspirasi dalam hidup, seperti dikutip dari Wow4u dan Prodigygame, Selasa 12/1/2021.Ilustrasi guru. Foto Pixabay1. "Apa itu guru? Saya akan memberi tahu Anda bukan seseorang yang mengajarkan sesuatu, tetapi seseorang yang menginspirasi siswa untuk memberikan yang terbaik untuk menemukan apa yang telah dia ketahui." - Paulo Coelho 2. "Seorang guru tidak pernah menjadi pemberi kebenaran - dia adalah pemandu, penunjuk kebenaran yang harus ditemukan oleh setiap siswa untuk dirinya sendiri. Seorang guru yang baik hanyalah katalisator." 3. "Seorang guru adalah orang yang membantu orang lain dan memengaruhi kehidupan selamanya." 4. "Sebagai aturan umum, guru mengajar lebih banyak berdasarkan apa adanya daripada apa yang mereka katakan." 5. "Setiap guru saya membuat saya terkesan, tetapi beberapa secara khusus menyentuh pikiran saya dan mengubah hidup saya." - Richard Nixon 6. "Seorang siswa yang hebat adalah apa yang diharapkan gurunya." - Wookiee Hunt 7. "Aku suka guru yang memberimu sesuatu untuk dibawa pulang untuk dipikirkan selain pekerjaan rumah." 8. "Guru yang benar-benar bijak tidak memintamu untuk memasuki rumah kebijaksanaannya, tetapi lebih mengarahkan kamu ke ambang pikiranmu." Kahlil Gibran 9. "Guru adalah anggota masyarakat yang paling bertanggung jawab dan penting karena upaya profesional mereka memengaruhi nasib bumi." - Helen Caldicott 10. "Seorang guru yang baik dapat menginspirasi harapan, memicu imajinasi, dan menanamkan kecintaan pada pembelajaran." - Brad HenryKata-Kata Indah tentang GuruIlustrasi kata-kata ucapan, hari guru nasional 2020. Photo by Sasin Tipchai on Pixabay11. "Seorang ibu adalah guru pertama bagi seorang anak. Kita membesarkan orang-orang yang akan tumbuh untuk memengaruhi masyarakat dan dunia." - Marie Osmond 12. "Kerja seorang guru tidak ubah seperti kerja seorang petani yang senantiasa membuang duri serta mencabut rumput yang tumbuh di celah-celah tanamannya." - Al-Ghazali 13. "Seni tertinggi guru adalah untuk membangun kegembiraan dalam ekspresi kreatif dan pengetahuan." - Albert Einstein 14. "Saya belajar diam dari banyak bicara, toleransi dari yang tidak toleran, dan kebaikan dari yang tidak baik. Namun, aneh, aku tidak berterima kasih kepada guru-guru tersebut." - Khalil Gibran 15. "Guru terbaik mendidik generasi muda untuk hidup, bukan sekolah." - Ira Socol 16. "Mengajar anak-anak kita untuk menjadi warga negara yang cerdas adalah salah satu panggilan hidup seorang guru yang paling dihargai." 17. "Guru yang sangat efektif sepadan dengan bobot mereka dalam berlian karena memang itulah mereka. Mereka bersinar, memesona, dan membuat kita takjub dengan kesenian mereka." - James L. 18. "Teknologi hanyalah alat. Dalam hal membuat anak-anak bekerja bersama dan memotivasi mereka, guru adalah yang paling penting." - Bill Gates 19. "Tujuan dari mengajari seorang anak adalah untuk memungkinkannya hidup bersama tanpa gurunya." - Elbert Hubbard 20. "Guru sejati adalah mereka yang membantu kita berpikir untuk diri kita sendiri." - Dr. Sarvepalli RadhakrishnanKata-Kata Indah tentang GuruIlustrasi guru, mengajar. Photo by Tra Nguyen on Unsplash21. "Guru yang biasa-biasa saja memberi tahu. Guru yang baik menjelaskan. Guru yang unggul mendemonstrasikan. Guru yang hebat menginspirasi." - William Arthur Ward 22. "Pengajaran yang baik harus cukup lambat agar tidak membingungkan dan cukup cepat agar tidak membosankan." - Sidney J. Harris 23. "Dalam kelas yang efektif, siswa tidak hanya harus tahu apa yang mereka lakukan, mereka juga harus tahu mengapa dan bagaimana." - Harry Wong 24. "Hal yang penting bukanlah bahwa setiap anak harus diajar, tetapi setiap anak harus diberi keinginan untuk belajar." -John Lubbock 25. "Mengajar harus sedemikian rupa sehingga apa yang ditawarkan dianggap sebagai hadiah yang berharga dan bukan sebagai tugas yang berat." - Albert Einstein 26. "Dalam mengajar kamu tidak dapat melihat buah dari pekerjaan sehari-hari. Itu tidak terlihat dan tetap demikian, mungkin selama 20 tahun." -Jacques Barzun 27. "Hidup itu singkat, kesempatan tak datang setiap saat, pengalaman guru terbaik, dan bersikap adil itu sangat sulit." - Hipocrates 28. "Pendidikan adalah sahabat terbaik. Orang yang terpelajar dihormati di mana-mana. Pendidikan mengalahkan kecantikan dan kemudaan." - Chanakya 29. "Tugas guru bukan menjejalkan pelajaran, guru harus menghidupkan pengetahuan." 30. "Seorang guru memengaruhi kekekalan, dia tidak pernah tahu di mana pengaruhnya berhenti." - Henry AdamsKata-Kata Indah tentang GuruIlustrasi guru, murid, belajar. Photo by Christina on Unsplash31. "Sukacita apa yang lebih besar yang dapat dirasakan seorang guru selain menyaksikan kesuksesan seorang anak?" - Michelle L. Graham 32. "Ini adalah seni tertinggi dari guru untuk membangkitkan kegembiraan dalam ekspresi dan pengetahuan kreatif." -Albert Einstein 33. "Pengajaran yang baik lebih merupakan pemberian pertanyaan yang benar daripada memberikan jawaban yang benar." - Josef Albers 34. "Jika seseorang menempuh jalan yang salah, dia tidak membutuhkan motivasi untuk mempercepatnya. Yang dia butuhkan adalah pendidikan untuk mengubahnya." - Jim Rohn 35. "Jika kita mengajar siswa hari ini seperti yang kita ajarkan kemarin, kita merampok masa depan mereka." - John Dewey 36. "Guru yang baik itu seperti lilin - ia menghabiskan dirinya untuk menerangi jalan bagi orang lain." - Mustafa Kemal AtatĂĽrk 37. "Hanya satu di antara sejuta yang menjadi tercerahkan tanpa bantuan guru." - Bodhidharma 38. "Pengajaran yang berhasil adalah tentang membentuk arus informasi sehingga siswa mengalaminya - saat demi saat - pada tingkat kesulitan yang tepat." - Fiona McPherson 39. "Mengajar adalah profesi di mana Anda memperlakukan setiap anak seperti Anda memperlakukan anak Anda sendiri - Anda mengajar mereka dengan memikirkan kepentingan terbaik mereka." 40. "Sebagai seorang guru, saya memiliki kekuatan yang sangat besar untuk membuat hidup seseorang menderita atau gembira. Saya bisa menjadi alat penyiksa atau pemberi ilham, bisa bercanda atau mempermalukan, melukai atau menyembuhkan." - Haim Ginnot Sumber Wow4u, Prodigygame Yuk, baca artikel kata-kata indah lainnya dengan mengeklik tautan video Andrea Dovizioso disorot saat menggunakan alat istimewa yang terdapat di motor tim Ducati. Alat apakah itu?
Tak perlu diperdebatkan lagi, dua figur berikut ini adalah pelita pengubah bangsa. Menurut pandangan saya, pahlawan adalah orang yang membela tanah air dan berusaha membebaskan bangsa dari penjajahan. Dan guru adalah orang yang membagikan ilmu dan juga pengalaman pada kita. Sering kita dengar bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, guru memang pahlawan yang berusaha untuk membebaskan bangsa dari penjajahan yang bernama “kebodohan”. Jika kita mendengar kata “guru”, bayangan kita akan lari pada sesosok “Oemar Bakrie” yang dinyanyikan oleh penyanyi kawakan Iwan Fals yang mencoba mendeskripsikan guru. Guru sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya pembimbing. Dalam bahasa Jawa, guru adalah “digugu lan ditiru”, artinya didengarkan dan dicontoh. Guru merupakan panutan bagi anak didiknya atau bahkan lingkungan sekitarnya. Menurut wikipedia, guru adalah seorang pengajar suatu ilmu, dan dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk kepada pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, dan melatih anak didik. Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru-guru seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi formal. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru. Guru pertama kita adalah orangtua, dan guru, baik formal maupun informal, adalah representasi dari orangtua. Daoed Yoesoef 1980 menyatakan bahwa seorang guru mempunyai tiga tugas pokok yaitu tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan. Jika dikaitkan pembahasan tentang kebudayaan, maka tugas pertama berkaitan dengar logika dan estetika, tugas kedua dan ketiga berkaitan dengan etika. WF Connell 1972 membedakan tujuh peran seorang guru yaitu 1 pendidik nurturer, 2 model, 3 pengajar dan pembimbing, 4 pelajar learner, 5 komunikator terhadap masyarakat setempat, 6 pekerja administrasi, serta 7 kesetiaan terhadap lembaga. Guru merupakan salah satu unsur dalam sistem pendidikan, dan merupakan unsur terpenting dan terdepan dalam penentuan hasil akhir dari sebuah proses pembelajaran. Guru berhubungan langsung dengan masa depan sebuah bangsa. Namun juga guru harus mengikuti sistem yang telah ditetapkan oleh pemerintah yang masih mengandalkan sisi akademik, namun dari sisi moral kurang tersentuh. Guru memiliki sifat-sifat dari seorang pahlawan, namun ada beberapa oknum tertentu yang kurang bisa menyesuaikan diri dengan sifat pahlawan tersebut, sehingga dalam melakukan pengabdian hanya setengah hati. Namun itu juga tidak bisa disalahkan, karena sangat manusiawi jika guru mempunyai kebutuhan hidup. Akan tetapi masih ada sosok pahlawan dalam hati sanubari guru yang dengan bermodalkan dedikasi dan semangat yang luar biasa mendidik dan mengajar siswa dengan gaji yang minim demi kemajuan bangsa. Mereka tidak mengharapkan gelar. Biarlah Ibu Pertiwi sebagai saksi bisu dan jasa mereka akan selalu terkenang dalam sanubari anak didiknya. Guru hendaknya tidak hanya mengajar sekaligus pembelajar, Guru adalah pekerja sosial yang bertugas mencerdaskan anak didiknya bukan mengutamakan komersil belaka. Pahlawan jaman dulu berjuang melawan kemerdekaan saat ini Indonesia sudah merdeka sebagai generasi penerus bangsa kita tinggal meneruskan cita-cita pahlawan melalui pendidikan. Guru sebagai pejuang pendidikan, mereka berjuang melawan korupsi dan kolusi melalui tindakan, pengajaran, inovasi. Metode pengajaran yang hanya satu arah, diubah dengan metode dua arah, dimana terjadi interaksi antara guru dan murid. Dan tidak hanya mementingkan nilai akademik saja, namun juga pendidikan moral bermasyarakat. Mari kita tengok sejenak perjalanan hidup dari salah satu pahlawan pendidikan yang napak tilasnya terekam hingga diabadikan sebagai Bapak Pendidikan Indonesia, hari lahirnya dijadikan Hari Pendidikan Nasional. Raden Mas Soewardi Soerjaningrat lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889 adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda. Tanggal kelahirannya sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari semboyan ciptaannya, “Tut Wuri Handayani”, menjadi slogan Departemen Pendidikan Nasional. Soewardi berasal dari lingkungan keluarga Keraton Yogyakarta. Ia menamatkan pendidikan dasar di ELS Sekolah Dasar Eropa/Belanda. Kemudian sempat melanjut ke STOVIA Sekolah Dokter Bumiputera, tapi tidak sampai tamat karena sakit. Kemudian ia bekerja sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat kabar antara lain Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Pada masanya, ia tergolong penulis handal. Tulisan-tulisannya komunikatif dan tajam dengan semangat anti kolonial. Selain ulet sebagai seorang wartawan muda, ia juga aktif dalam organisasi sosial dan politik. Sejak berdirinya Boedi Oetomo tahun 1908, ia aktif di seksi propaganda untuk mensosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Jawa pada waktu itu mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Kongres pertama di Yogyakarta juga diorganisasi olehnya. Soewardi muda juga menjadi anggota organisasi Insulinde, suatu organisasi multietnik yang didominasi kaum Indo yang memperjuangkan pemerintahan sendiri di Hindia Belanda. Sewaktu pemerintah Hindia Belanda berniat mengumpulkan sumbangan dari warga, termasuk pribumi, untuk perayaan kemerdekaan Belanda dari Perancis pada tahun 1913, timbul reaksi kritis dari kalangan nasionalis, termasuk Soewardi. Ia kemudian menulis “Een voor Allen maar Ook Allen voor Een” atau “Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga”. Namun kolom yang paling terkenal adalah “Seandainya Aku Seorang Belanda” judul asli “Als ik eens Nederlander was”, dimuat dalam surat kabar De Expres tahun 1913. Isi artikel ini terasa pedas sekali di kalangan pejabat Hindia Belanda. Kutipan tulisan tersebut antara lain sebagai berikut “Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang telah kita rampas sendiri kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu. Ide untuk menyelenggaraan perayaan itu saja sudah menghina mereka, dan sekarang kita keruk pula kantongnya. Ayo teruskan saja penghinaan lahir dan batin itu! Kalau aku seorang Belanda, hal yang terutama menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku ialah kenyataan bahwa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu kegiatan yang tidak ada kepentingan sedikit pun baginya”. Akibat tulisan ini ia ditangkap atas persetujuan Gubernur Jenderal Idenburg dan akan diasingkan ke Pulau Bangka atas permintaan sendiri. Namun demikian kedua rekannya, Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo, memprotes dan akhirnya mereka bertiga diasingkan ke Belanda 1913. Ketiga tokoh ini dikenal sebagai “Tiga Serangkai”. Soewardi kala itu baru berusia 24 tahun. Dalam pengasingan di Belanda, Soewardi aktif dalam organisasi para pelajar asal Indonesia, Indische Vereeniging Perhimpunan Hindia. Di sinilah ia kemudian merintis cita-citanya memajukan kaum pribumi dengan belajar ilmu pendidikan hingga memperoleh Europeesche Akte, suatu ijazah pendidikan yang bergengsi yang kelak menjadi pijakan dalam mendirikan lembaga pendidikan yang didirikannya. Dalam studinya ini Soewardi terpikat pada ide-ide sejumlah tokoh pendidikan Barat, seperti Froebel dan Montessori, serta pergerakan pendidikan India, Santiniketan, oleh keluarga Tagore. Pengaruh-pengaruh inilah yang mendasarinya dalam mengembangkan sistem pendidikannya sendiri. Soewardi kembali ke Indonesia pada bulan September 1919. Segera kemudian ia bergabung dalam sekolah binaan saudaranya. Pengalaman mengajar ini kemudian digunakannya untuk mengembangkan konsep mengajar bagi sekolah yang ia dirikan pada tanggal 3 Juli 1922 Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa. Saat ia genap berusia 40 tahun menurut hitungan penanggalan Jawa, ia mengganti namanya menjadi Ki Hadjar Dewantara. Ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya ia dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun jiwa. Semboyan dalam sistem pendidikan yang dipakainya kini sangat dikenal di kalangan pendidikan Indonesia. Secara utuh, semboyan itu dalam bahasa Jawa berbunyi “ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani” yang berarti di depan menjadi teladan, di tengah membangun semangat, dari belakang mendukung. Semboyan ini masih tetap dipakai dalam dunia pendidikan rakyat Indonesia. Dalam kabinet pertama Republik Indonesia, Ki Hadjar Dewantara diangkat menjadi Menteri Pengajaran Indonesia posnya disebut sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama. Pada tahun 1957 ia mendapat gelar doktor kehormatan doctor honoris causa, dari universitas tertua Indonesia, Universitas Gadjah Mada. Atas jasa-jasanya dalam merintis pendidikan umum, ia dinyatakan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan hari kelahirannya dijadikan Hari Pendidikan Nasional. Ki Hadjar Dewantara meninggal dunia di Yogyakarta tanggal 26 April 1959. Betapa mulia dan besar jasa seorang guru dalam menyumbang kemajuan suatu bangsa. Guru disanjung dan dipuja begitu luar biasa karena diibaratkan sebagai pelita dalam kegelapan, sebagai embun penyejuk dalam kehausan, dan sebagai patriot pahlawan bangsa. Namun apakah cukup hanya berhenti pada sekadar sanjungan dan pujian ? Di zaman yang semakin susah ini, orang tidak akan mampu hidup hanya dengan sanjungan dan pujian. Gelar “pahlawan tanpa tanda jasa” tidak mampu memberi hidup yang layak bagi mereka, bahkan justru membebani. Di zaman ini yang dibutuhkan bukan sekadar sanjungan atau pujian atau gelar, lebih pada perhatian dan penghargaan atas suatu pengabdian yang begitu luar biasa. Jika bukan bangsa ini yang memberi apresiasi atau penghargaan yang selayaknya pada guru, lalu siapa lagi ? Ataukah kita harus berharap pada bangsa lain? Bukankah sejarah membuktikan bahwa kita tidak bisa berharap terlalu banyak pada bangsa lain ? Sungguh ironis, guru yang merupakan profesi yang amat mulia hanya dianugerahi gelar tanpa tanda jasa, Padahal gurulah yang mengantarkan manusia-manusia Indonesia menuju kepada keberhasilannya. Ibaratnya pengorbanan dan jerih payah para guru tidak dapat tergantikan, bahkan dengan penghargaan sekali pun. Suhartono Guru dalam Tinta Emas, 2006ix} menjelaskan bahwa kita bisa membaca dan menulis, guru yang mengajarkan. Kita dapat menduduki jabatan tertentu, guru jugalah yang menghantarkannya. Kita bisa berkreasi atau berwirausaha, ya tetap gurulah yang mempunyai andil besar. Tanpa guru kita tidak dapat seperti sekarang ini. Begitu besar peran seorang guru dalam kehidupan kita. Namun, ketika kita sudah berhasil meraih impian, kita cenderung melupakan jasa-jasa guru. Ketika murid-muridnya telah berhasil menjadi presiden, gubernur, pengusaha, atau apa pun, guru tetaptah guru dengan gaji yang pas-pasan. Yang berubah dari guru hanyalah usianya yang semakin menua. Kata-kata “pahlawan tanpa tanda jasa” diterjemahkan sebagai pengabdian yang tanpa pamrih. Sehingga tidak. mendapat penghargaan atau pun gaji yang layak tidak melawan atau memberontak. Dengan diberi gelar pahlawan dibaca orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran atau pejuang yang gagah berani, bukankah kata pahlawan mengandung makna yang luar biasa sehingga mampu menyihir ribuan guru di negeri ini? Sungguh, kata-kata tersebut seperti senjata makan tuan. Nasib guru dari dulu sampai saat mi sepertinya tidak mengalami perubahan yang signifikan. Bahkan Iwan Fals dalam salah satu lagunya yang berjudul Oemar Bakrie” mengisahkan tentang nasib guru yang memilukan. Dalam lagu tersebut digambarkan sesosok guru yang bernama Oemar Baknie, yang mengabdikan seluruh hidupnya dengan penuh dedikasi sampai usia tua. Meskipun gajinya yang kecil sering “disunat” sehingga semaikin kecil, namun Oemar Bakrie tetap semangat mengajar murid-muridnya. Saat munid-muridnya telah “jadi orang”, sosok guru Oemar Bakrie tetap saja sederhana kalau tidak boleh dikatakan miskin, dan nasibnya pun tak kunjung membaik. Di zaman yang serba komputer, serba instan, dan serba modern mi, nasib guru masih tidak jauh berbeda dengan Oemar Bakrie dalam gambaran Iwan Fals. Seharusnya kesejahteraan guru, baik PNS maupun non-PNS menjadi prioritas perhatian pemerintah. Terlebih para guru yang mengajar di SD dan SMP. Karena, para guru SD dan SMP merupakan bagian dari program wajib belajar. Dalam pelaksanaannya program wajib belajar ini pun melibatkan peran guru non-PNS,. OIeh karena itu, sudah seharusnya jika pemerintah bertanggung jawab atas kesejahteraan mereka, Sertifikasi yang saat ini tengah hangat diperbincangkan di kalangan para guru dan dunia pendidikan pada umumnya menjadi secercah harapan bagi para guru. Meskipun pada kenyataannya proses sertifikasi itu sendiri menjadi begitu rumit karena banyak sekali komponen atau syarat-syarat yang harus dipenuhi. Namun demikian bila seorang guru dinyatakan lulus uji sertifikasi, maka guru tersebut berhak atas tunjangan profesi sebesar satu kali gaji. Hal tersebut berlaku untuk guru negeri maupun swasta. Tunjangan bagi para guru yang lulus sertiflkasi tersebut akan diperoleh dari pemerintah. Kita semua harus menyadari bahwa ujung tombak pendidikan nasional adalah guru. Bila ujung tombak tersebut tidak mendapat perhatian sebaik-baiknya, maka tidak mungkin negeri ini akan semakin terpuruk. Keceriaan para guru menjadi keceriaan bangsa ini. Sebenarnya siapa saja yang bisa disebut sebagai pahlawan pendidikan itu ? Teringat akan beberapa sosok pahlawan nasional yang bergerak di bidang pendidikan dengan tujuan mulia yakni mencerdasakan anak bangsa. Sebut saja Ki Hajar Dewantara yang merupakan salah satu pelopor pendidikan dengan mendirikan Taman Siswa dan banyak mengangkat anak-anak bangsa khususnya yang dari kalangan pribumi. Sedangkan RA Kartini, atau Dewi Sartika juga srikandi di dunia pendidikan dengan mengangkat harkat dan martabat kaumnya meskipun menghadapi kendala yakni nilai-nilai yang berlaku di masa mereka yang sangat menentang hal tersebut. Apakah semua guru itu adalah pahlawan pendidikan? Tidak semua orang yang berprofesi sebagai guru itu benar-benar orang yang mendedikasikan diri untuk memajukan pendidikan bagi sekitarnya. Ada segelintir yang menjadikan profesi pendidik dalam kata lain guru sebagai pelarian sementara sebelum menemukan pekerjaan yang diidam-idamkannya. Jadi pendek kata bukan itu panggilan jiwanya, dan pastinya salah satu andilnya adalah kesejahteraan. Menyoal kesejahteraan guru, memang hal ini menjadi masalah utama yang harus dihadapi. Di satu sisi guru di beberapa bagian negeri sudah menikmati berbagai fasilitas yang memadai seperti tunjangan, sertifikasi dan lainnya, sementara banyak guru lain yang harus berjuang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hingga ada yang setelah mengajar menjadi juru parkir, pemulung atau mengajar privat dari pintu ke pintu karena penghasilannya yang tidak memadai. Dari sini kadang kesejahteraan berpengaruh pada kinerja serta kemaksimalan seorang pendidik dalam menghidupkan lentera ilmu dalam diri anak-anak didiknya, terlebih jika guru tersebut mengabdi di tempat-tempat terpencil yang jauh dari fasilitas perkotaan yang memadai dan dengan sarana prasarana ala kadarnya. Barangkali bila sang pendidik itu tidak mempunyai gairah kuat dalam dirinya sebagai lentera bagi masyarakatnya, bisa jadi dia akan pergi dan meninggalkan tempat mengajarnya dalam kegelapan. Namun bersyukur masih banyak orang-orang yang mengabdikan dirinya sebagai pendidik di tempat-tempat yang jauh seperti di pedalaman, mereka melakukan segalanya melalui kendala dan keterbatasannya dengan satu misi, yakni mencerdaskan serta memberi sinar terang bagi daerah yang ditempatinya. Program Indonesia Mengajar, dimana programnya menempatkan muda-mudi terpilih untuk mengajar di berbagai wilayah di seluruh Indonesia, juga menjadi salah satu program untuk mencerdaskan anak-anak bangsa utamanya di kawasan terpencil. Para pengajar muda ini ditempatkan di berbagai sekolah diseluruh Indonesia untuk mengajar selama satu tahun, dan diutamakan kawasan yang sulit dijangkau fasilitas perkotaan, dan tentunya hanya dipilih yang benar-benar punya integritas tinggi tanpa pamrih untuk mengabdi pada daerah yang jadi pilihan. Walaupun mungkin masih belum seperti para guru yang rela menempuh jarak berkilo-kilo demi mencapai sekolahnya dengan rasa rela dan ridha untuk berbagi. Profesi pendidik sekali lagi merupakan profesi yang sangat mulia, karena dari pendidiklah semua profesi dicetak. Mau jadi ekonom, agamawan, ilmuwan, astronom dan lain-lainnya semua itu takkan ada bila tidak ada yang mendidiknya dan itu merupakan proses getok tular yang terus menerus dan takkan berhenti. Saya sadar kalau tidak semua pendidik itu bisa disebut sebagai pahlawan pendidikan. Karena seperti yang telah saya tulis sebelumnya, tidak semua orang yang jadi pendidik itu benar-benar berjiwa pendidik, siap mendidik dan juga dididik. Sementara gelar pahlawan pendidikan itu bukanlah penggelaran dari diri pendidik itu sendiri, melainkan diberikan oleh orang sekitarnya, yang merasakan kiprah sosok ini dalam memajukan daerahnya. Bukan sekedar mendidik, tapi juga memberi kontribusi sekecil apapun itu bagi dunia pendidikan. Meskipun mungkin dia bukanlah seperti Ki Hadjar Dewantara, RA Kartini atau bahkan selevel Dewi Sartika, masyarakat yang memberi penilaian. Semoga para guru diseluruh Indonesia dan dimanapun mereka berada bisa lebih meneladani sosok pahlawan pendidikan yang telah memberi warna bagi kemajuan pendidikan di negeri yang masih berkutat dengan segala permasalahan yang ada saat ini. Pemerintah Indonesia seharusnya meningkatkan pendidikan di seluruh daerah di Indonesia. Peningkatan harus dilakukan merata dan tidak condong ke beberapa daerah saja. Sayangnya, masih banyak daerah di Indonesia yang dianak-tirikan oleh pemerintahan di pusat. Mereka merasa tidak mendapat perhatian yang layak, dan itu terlihat jelas dari pendidikan di daerah mereka yang masih jauh ketinggalan. Salah satu daerah yang mengeluh tersebut adalah Papua. Kemakmuran seakan-akan jauh dari Bumi Cendrawasih. Kemiskinan berada di setiap penjuru desa. Fasilitas kesehatan masih sangat minim didapat di sana. Sarana prasarana umum tidak diperhatikan dengan baik oleh pemerintah. Pendidikan yang tidak merata pun semakin melengkapi penderitaan masyarakat. Rakyat Papua sulit untuk melangkah maju membangun daerahnya karena rendahnya tingkat pendidikan. Kemerdekaan sepertinya masih menjadi mimpi bagi banyak orang disana. Mereka masih merasa hanya sebagai penumpang di tanah sendiri. Beruntung, Papua masih memiliki beberapa orang pahlawan pendidikan yang berusaha untuk membangkitkan Sang Mutiara Hitam dari tidurnya. Beberapa mereka seperti Johannes Surya dan Daniel Alexander. Ketimbang memilih kenikmatan pelayanan di perkotaan, mereka lebih memilih untuk melangkahkan kaki mereka di jalanan rusak desa-desa di Papua. Tanpa memandang suku, ras, dan agama, mereka berusaha meningkatkan taraf kehidupan di daerah Papua. Dan menurut mereka, salah satu aspek kunci dari kemajuan Papua adalah kecerdasan dari rakyatnya. Oleh karena itu, kedua orang ini berfokus mengembangkan pendidikan di daerah tersebut. Ketidakadilan masih bersembunyi di banyak pelosok daerah. Kemiskinan selalu menjadi momok yang harus dihadapi rakyat. Pendidikan terus menjadi mimpi yang sulit diraih oleh banyak anak-anak Indonesia. Papua dan daerah-daerah tertinggal lainnya masih membutuhkan para pahlawan pendidikan lainnya yang mau menjejakkan kakinya di tanah berlumpur pedesaan; berani meninggalkan kemapanan demi kemajuan daerah-daerah tertinggal. Sebutan pahlawan biasanya hanya diberikan kepada seseorang yang telah berjasa kepada orang lain. Seseorang yang berjuang, bahkan juga berkorban hanya untuk kepentingan dirinya sendiri, sekalipun sukses, mereka tidak akan pernah disebut sebagai pahlawan. Tidak pernah ada pahlawan untuk dirinya sendiri. Pahlawan selalu dikaitkan dengan jasa yang diberikan kepada orang lain. Ada berbagai jenis atau tingkat kepehlawanan. Orang-orang yang berjuang dan berkorban untuk kepentingan bangsa dan negaranya, maka mereka itu disebut sebagai pahlawan bangsa. Bagi mereka yang berjasa hingga diakui oleh kalangan luas dan bahkan oleh pemerintah, maka tatkala meninggal dimakamkan pada tempat tersendiri, yang kemudian tempat itu disebut sebagai taman makam pahlawan. Cara tersebut dilakukan adalah sebagai tanda penghormatan kepada yang bersangkutan, dan sekaligus juga agar menjadi tauladan bagi berbagai generasi setelahnya. Prestasi, keberhasilan, kebesaran terkait dengan apa saja, selalu diperoleh dari perjuangan yang tidak sederhana. Perjuangan itu bahkan juga memerlukan pengorbanan. Tidak pernah ada keberhasilan yang diperoleh secara gratis atau tanpa usaha. Bangsa Indonesia menjadi merdeka seperti sekarang ini adalah merupakan buah dari perjuangan dan pengorbanan para pahlawannya. Mereka itu telah mengorbankan apa saja yang dimiliki untuk meraih kemerdekaan, baik pengorbanan itu berupa harta, tenaga, dan bahkan jiwanya. Ribuan orang mati, atau cacat tubuh, oleh karena berjuang merebut kemerdekaan. Namun pahlawan tidak selalu diartikan dalam lingkup besar sebagaimana dicontohkan di muka. Tetapi benar, bahwa sebutan pahlawan selalu dikaitkan dengan perjuangan dan pengorbanan. Perjuangan itu bisa dilakukan di dalam berbagai bidang, misalnya dalam bidang pendidikan, ekonomi, kebudayaan, seni, agama, dan lain-lain. Para perjuang masing di-masing bidang dimaksud telah melahirkan berbagai jenis pahlawannya. Oleh karena itu muncul sebutan pahlawan pendidikan, pahlawan gerakan sosial, budaya, politik, dan lain-lain. Ada juga sebutan pahlawan dalam pengertian terbatas, misalnya dalam lingkup keluarga. Seorang ibu dan ayah adalah menjadi pahlawan bagi para anak-anak dan cucunya. Mereka itu telah berjuang dan berkorban untuk mengantarkan mereka meraih keberhasilan hidup. Itulah sebabnya, sering kita mendengar ucapan seseorang dengan mengatakan bahwa, ibu atau ayahnya sendiri adalah pahlawannya. Penyebutan itu tentu dimaskudkan untuk memberikan penghargaan, bentuk rasa terima kasih, dan rasa syukur yang mendalam atas jasa yang telah diterimanya. Betapa pentingnya dalam hidup ini agar seseorang berbuat dan bekerja, bukan saja untuk dirinya sendiri, tetapi seharusnya juga untuk orang lain, maka hingga ukuran terbaik bagi seseorang ternyata dilihat dari seberapa besar yang bersangkutan mampu memberi manfaat bagi orang lain. Selanjutnya, supaya bisa memberi manfaat, maka siapapun harus berjuang dan sekaligus berkorban. Hidup, jangan sampai hanya menjadi orang yang diperjuangkan, tetapi sebaliknya, ialah harus menjadi pejuang. Disebutkan bahwa, tangan di atas adalah lebih baik daripada tangan di bawah. Maka agar pesan dimaksud bisa ditunaikan, maka sebagai manusia seharusnya lebih berkualitas, baik dalam ilmu pengetahuan, ekonomi, politik, pendidikan, teknologi, sosial, dan lain-lain. Perjuangan itu manakala dilakukan dengan sungguh-sungguh dan ikhlas, maka pelakunya akan tercatat sebagai pahlawan, yaitu posisi yang sangat ideal dalam kehidupan ini. [
Lima sosok ini membuktikan bahwa guru benar-benar pahlawan tanpa tanda jasa. Tanpa rasa takut dan ragu, mereka mengorbankan diri demi menuntaskan tugas mulia untuk mengajar. Siapa saja dan bagaimana kisah guru-guru inspiratif tersebut? Keep reading 🙂 1. Donor ginjal untuk siswa Seorang guru Sekolah Dasar Oakfield di Amerika Serikat bernama Jodi Schmidt rela mendonorkan ginjal untuk salah satu siswanya. Kejadian ini berawal ketika salah seorang siswanya yang bernama Natasha Fuller sudah berhari-hari tidak hadir di sekolah. Jodi pun mencari tahu kabar dari berbagai macam sumber. Ternyata, Natasha tengah berada dalam perawatan karena kondisinya menurun dan membutuhkan donor ginjal segera. Saat itu, gadis berusia 8 tahun ini dirawat di Children’s Hospital, Wisconsin. Sejak lahir Natasha telah didiognosis mengidap Prune Belly Syndrome. Sindrom ini membuatnya berisiko tinggi mengalami infeksi saluran kemih dan pengembangan otot perut. Selama ini memang Natasha wajib menjalani serangkaian pengobatan, yaitu tiga kali seminggu ke rumah sakit guna cuci darah. Nah, karena penyakit inilah akhirnya lama-kelamaan merusak ginjalnya. Jodi dan Natasha. Sumber Setelah mengetahui kabar tersebut, Jodi mempunyai rencana mulia untuk membantu Natasha. Usai berdiskusi terlebih dulu dengan suami dan keluarganya, ia membulatkan tekadnya. Ia memanggil nenek Natasha, Chris Burleton selaku wali dari Natasha untuk datang ke sekolah. Beberapa tahun belakangan gadis itu tinggal bersama kakek dan neneknya. Pada awalnya, Chris menyangka panggilan tersebut merupakan teguran dari pihak sekolah karena cucunya tak kunjung menampakkan diri. Namun, ia justru dikejutkan dengan sebuah hadiah yang sangat menggugah. Jodi memberikannya sebuah kotak berwarna merah jambu. Saat kotak tersebut dibuka, seketika Chris histeris dan menangis terharu. Di dalamnya, terdapat sebuah pesan yang menyatakan bahwa Jodi berniat untuk mendonorkan ginjalnya bagi Natasha. Sontak Chris memeluk Jodi sambil mengucap terima kasih tiada henti. 2. Mengajar dengan seutas tali Menjalani profesi sebagai guru butuh dedikasi dan kecintaan yang sangat tinggi. Hal ini dapat kamu lihat pada sosok guru dari dataran Cina yang bernama Zhu Youfang. Guru berusia 49 tahun ini mengajar Sekolah Dasar di provinsi Hubei, Cina. Selama tiga tahun ke belakang, ia menderita penyakit Spinocerebella Ataxia SCA. SCA ini penyakit langka yang membuat koordinasi tangan, bicara, serta gerak mata terganggu. Biasanya, disebabkan karena faktor genetik. Nah, ayah Zhu pun mengidap penyakit ini, smart buddies. Mengajar menggunakan alat bantu tali. Sumber Dalam kondisi yang sangat memprihatinkan, Zhu sering kali kesulitan untuk beraktivitas. Mulai dari mengangkat tangan, bangkit berdiri, serta memutar kepala untuk menghadap siswa-siswinya. Ketika mengajar, ia sering kali harus berhenti dan istirahat sejenak untuk memijat kepalanya yang pusing. Untuk membantu Zhu mengajar, sang suami yang bekerja di tempat sama mengikatkan seutas tali pada papan tulis yang digunakan Zhu. Zhu jadi lebih mampu menjaga keseimbangan berkat bantuan tali tersebut. Dari pihak sekolah sendiri pun sesungguhnya telah meminta Zhu agar lebih banyak beristirahat. Mereka berjanji akan tetap membayar Zhu dengan gaji penuh. Namun, Zhu tidak menerima penawaran tersebut karena tekadnya yang kuat untuk mengajar. Ia tetap datang dengan penuh semangat untuk berbagi ilmu di sekolah tempatnya mengajar selama 31 tahun belakangan. Para anak didiknya yang mengetahui penyakit langka yang diidap gurunya pun sering menjenguk dan mendoakan agar lekas sembuh. Well, perhatian dan kasih sayang dari para siswa inilah yang menjadi sumber kekuatannya. Tidak hanya itu, dukungan tidak pernah putus datang dari rekan sesama guru, keluarga, juga wali siswa. Selama kemampuan berbicaranya tidak hilang, Zhu akan terus memantapkan dirinya untuk menjadi pengajar yang berdedikasi tinggi. 3. Mengajar siswa meski terbaring lemah di rumah sakit Guru dan siswa tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Setiap guru pasti sangat menyayangi siswanya, bahkan sudah seperti buah hatinya sendiri. Guru selalu mengupayakan segala hal agar siswanya mendapatkan hal yang terbaik, meski sedang sakit keras sekalipun. Liu mengajar para siswanya di rumah sakit. Sumber Liu Shengping, seorang guru Seni dan Ilmu Sosial di Sichuan Normal University, Cina melakukan suatu hal yang menciptakan haru. Sejak bulan April, Liu didiagnosis menderita gagal hati akut dan sirosis hati yang membuat kondisi tubuhnya semakin hari semakin lemah. Meskipun ia telah menjalani perawatan di rumah sakit sepanjang dua bulan terakhir, tapi tidak kunjung membuat tubuhnya berangsur baik. Agar dapat perawatan yang lebih baik dan juga donor hati, tentu membutuhkan biaya besar. Namun apa daya, Liu hanya bisa bersabar dengan kondisinya karena tidak ada biaya perawatan. Oleh karena keadaan inilah, Liu meminta agar siswanya datang ke rumah sakit tempat ia dirawat untuk menyampaikan materi pelajaran bagi mereka untuk terakhir kalinya. Sekitar 20 siswa hadir dan terlihat menangis menyaksikan Liu. Dari tempatnya berbaring, ia menyampaikan banyak nasihat penting untuk siswanya. Sepanjang hampir 13 menit, Liu menekankan perihal pentingnya rasa syukur dan hidup damai untuk menjalani kehidupan yang lebih baik. Semua yang disampaikan bertujuan agar siswa lebih tegar dalam menghadapi setiap ujian hidup. Dengan demikian, hidup akan lebih nyaman berdampingan satu dengan yang lain. Sebagai penghargaan dan memberi semangat untuk melawan penyakitnya, para siswa menyanyikan sebuah lagu Cina berjudul A Grateful Heart. Lagu ini merupakan lagu sedih yang didedikasikan untuk orang yang paling penting dan berpengaruh dalam kehidupan seseorang. 4. Menyeberangi sungai berarus deras Dikarenakan rasa cintanya yang amat besar pada profesinya, Abdul Malik rela berenang menyeberangi sungai berarus deras setiap harinya. Menurut guru asal India ini, tidak ada satu pun yang mampu memisahkan ia dan para siswanya. Pria asal kota Malappuram ini sudah dua dekade lamanya nekad berenang di air yang mencapai setinggi lehernya. Abdul Malik menyeberangi sungai deras untuk mengajar. Sumber Hal ini dilakukan lantaran jarak antara tempat tinggalnya dengan sekolah lebih dekat ditempuh melalui sungai. Bisa-bisa saja ia menggunakan bus, namun jaraknya sekitar 12 kilometer dan butuh waktu 3 jam lamanya. Menurutnya, berenang melintasi sungai akan lebih cepat dan membuatnya tepat waktu sampai di sekolah. Saat berenang, ia mengganti baju kerjanya dan dimasukkan ke dalam kantong plastik. Setibanya di seberang, barulah ia mengganti dan meneruskan perjalanan ke sekolah dengan berjalan kaki. 5. Mengajar tanpa lengan Terakhir, sosok guru inspiratif ini datang dari negeri tercinta, Indonesia. Pak Untung sudah 24 tahun lamanya mengabdi sebagai guru honorer di sebuah Madrasah Ibtidaiyah MI Miftahul Ulum di Sumenep, Madura, Jawa Timur. Ia memiki keterbatasan fisik, yaitu tidak memiliki lengan. Namun hal ini tentu tidak kunjung membuatnya pesimis dalam menjalani profesi mulia tersebut. Pak Untung lihai menulis huruf Arab dengan kakinya. Sumber liputan6 Hal ini dibuktikan dengan opini dari para siswa yang mengaku sangat betah, senang, bahkan sayang dengan Pak Untung. Meskipun tanpa lengan, bukan berarti ia tidak bisa melakukan tugas-tugas yang dilakukan guru pada umumnya. Ia sangat profesional dalam mengajar. Menulis di papan tulis, memberikan nilai, dan sebagainya. Bahkan, jari-jari kakinya amat lihai dalam menulis huruf Arab lho, smart buddies. Ia pun tidak canggung mengoperasikan laptop. Akan tetapi, sungguh disayangkan profesionalitasnya sebagai guru belum mendapat penghargaan yang sepadan. Upahnya dalam sebulan pun hanya’ 300 ribu rupiah. Demi memenuhi biaya hidup sehari-hari Pak Untung beternak ayam dan juga mengajar pengajian dengan bayaran seikhlasnya. Kita doakan semoga Pak Untung sehat selalu dan diberi rezeki ya, smart buddies. Itulah tadi lima sosok guru yang mengorbankan dirinya sepenuh hati demi mencerdaskan dunia. Semoga bisa menjadi inspirasi kamu ke depannya. Apa kamu punya cerita inspiratif lainnya? Ceritakan di kolom komentar ya! TN
artikel tentang guru sebagai sosok pahlawan